Usaha Agribisnis Budidaya Padi Sawah
Agribisnis padi sawah
Pertanian berkaitan dengan agribisnis, dimana keberhasilan sektor pertanian sangat dipengaruhi oleh rantai agribisnis dari hulu sampai dengan hilir. subsistem dalam agribisnis meliputi subsistem input (pengadaan saprodi), subsistem proses (usahatani, penangkapan, dan beternak) sampai subsistem output (pengolahan hasil pertanian), subsistem pemasaran dan subsistem jasa penunjang (keuangan, dan sumberdaya manusia). Termasuk juga usaha padi sawah yang merupakan Agribisnis mulai dari hulu sampai dari hilir. Namun dalam Agribisnis usaha padi sawah juga di bagi atas beberapa sub-sistem agribisnis.
Usaha budidaya padi sawah
Usaha budidaya padi sawah merupakan salah satu subsistem yang ada dalam agribisnis. Subsistem proses (usahatani) merupakan usahatani sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu (Adnyana et al. 2017). proses budidaya padi merupakan bagian dari Agribisnis. proses mulai dari penanaman sampai dengan panen adalah agribisnis sub sistem proses.
Menurut penelitian Fadhillah (2017), tingkat pengetahuan petani padi dalam sistem agribisnis di Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap masuk ke dalam kriteria tinggi. Begitu juga dengan sikap dan keterampilan petani padi dalam usaha agribisnis padi masuk ke dalam kriteria tinggi. Kriteria yang tinggi ini karena ada peran dari penyuluhan pertanian baik dari pihak swasta maupun penyuluhan pegawai negeri. Selain perilaku dari petani yang harus mengerti tentang agribisnis tanaman padi. Teknik budidaya juga harus diperhatikan oleh petani seperti pengolahan tanah, pemilihan varietas unggul baru, persemaian, penanaman hingga panen (Syakir 2016).
Produksi usaha tani padi sawah dipengaruhi oleh luas lahan, penggunaan benih, penggunaan pupuk urea, pupuk phonska, pestisida, total tenaga kerja, usia petani, frekuensi bimbingan petani dan irigasi (Damayanti 2013). Dalam Penelitian Effendy (2010) Penggunaan faktor luas lahan, benih, pupuk dan tenaga kerja belum efisien dalam usahatani padi sawah di Desa Masani Kecamatan Poso Pesisir, sehingga perlu ditambah untuk mencapai produksi dan pendapatan yang maksimal. Dari kedua penelitian tersebut bahwa sarana dan prasarana yang baik dalam usaha padi sawah sangat berpengaruh terhadap hasil.
Keuntungan Usaha budidaya padi sawah
Biaya produksi Padi dalam satu musim tanam sebesar Rp.10.361.917,2 per hektar per musim tanam, dengan biaya tidak tetap Rp.8.019.891,4 per hektar per musim tanam, dan biaya tetap Rp.10.361.917,2 per hektar per musim tanam. Sedangkan untuk Pendapatan kotor sebesar Rp.20.812.877,1 per ha per musim tanam, sedangkan pendapatan bersih sebesar Rp.10.450.960,0 per ha per musim tanam, data keuntungan dan pengeluaran usaha padi sawah ini pada tahun 2017 dari penelitiannya Panjaitan dan Muwardi. Kemungkinan data ini berubah-burubah tergantung dari implansi yang ada. karena terkait dengan harga output yang di keluarkan. Penelitian Nasarudin dan Muis tahun 2016 menyebutkan hasil usahatani padi sawah dengan pola tanam tabela di Desa Dolago memperoleh pendapatan yaitu sebesar Rp 24.308.874,35/1,13 ha atau Rp 21.449.006,79/ha. Tentu pendapatan ini bisa berbeda setiap daerah dan setiap orang karena tergantung dari proses budidaya dan perlakuan dari petani yang melakukan budidaya.
usahan budidaya padi ini sebenarnya sangat menguntungkan dan kan terus ada, karena kebutuhan pangan yang akan selalu ada. akan tetapi untuk saat ini masih kesulit dalam mencari SDM atau petani yang akan meneruskan budidaya padi ini.
No comments:
Post a Comment