CARA BUDIDAYA PARE/PARIA ORGANIK
PERSIAPAN LAHAN
Persiapan lahan ada proses membersihkan sampai pengolahan tanah dengan membalikan tanah yang ada pada lahan pertanian. persiapan lahan ini juga termasuk dari pemberiaan pupuk dasar dan pemasangan mulsa jika memakai mulsa, sehingga lahan tersebut siap untuk ditanam.
Pengolahan lahan
Pengolahan tanah dilakukan sebelum tanam, dengan menggunakan cangkul atau menggunakan bajak singkat atau bajak rotary. Setelah di bajak kemudian lahan di buat bedengan dengan ukuran lebar kurang lebih 110-120 cm.
Pemberian pupuk dasar
Setelah bedengan terbentuk barulah di berikan kapur pertanian 400 kg (dosis 2 ton/ha) dan pupuk kandang 2 ton (dosis 10 ton/ha). Budidaya organik penggunaan bahan-bahan dari alam berupa kapur pertanian masih di perbolehkan karena termasuk dalam bahan alami dari alam.
Pemasangan Mulsa
Setelah di pupuk kandangan dan kapur pertanian kemudian di pasang mulsa, pemasangan mulsa ini bertujuan untuk mengurangi pertumbuhan gulma. Kemudian di buat lubang tanam dalam barisan 50-80 cm dan antar barisan 150-180 cm. Mulsa ini sebaiknya menggunakan mulsa alami seperti mulsa dari jerami atau tumbuhan-tumbuhan liar, bisa juga daun-daun kering. pengunaan mulsa alami ini juga bisa menambahkan pupuk pada lahan pertanian.
PERSEMAIAN
Media tanam dibuat dengan mencampurkan tanah dan kompos dengan perbandingan 2 : 1 dan dimasukkan ke dalam tempat semai, bisa menggunakan plastik atau tempat semai lainnya. Kemudian benih di semai pada tempat semai, setelah semua benih di masukan ke tempat semai kemudian di tutup menggunakan karung, selama 2 sampai 3 hari. Persemaian disiram setiap pagi dan sore dan bibit siap tanam umur 12-15 hari atau daun sudah 2-4 helai. Budidaya pare sebenaranya bisa juga tidak melakukan penyemaian, karena pare bisa tumbuh dengan baik jika tidak disemai juga.
PENANAMAN
Penanaman dilakukan setelah 12-15 hari setelah persemaian atau sudah memiliki 2-4 helai daun. Penanaman dengan jarak tanam dalam barisan 50-80 cm dan antar barisan 150-180 cm. Jarak tanam ini bisa disesuaikan dengan sistem turus yang di pakai. Jika pare tidak disemai biji pare bisa direndam dulu kemudian langsung di tanam dengan lubang 3 cm, kemudian di tutup dengan pupuk kandang. untuk satu lubang tanam sebaiknya menggunakan satu benih pare.
PEMELIHARAAN
Pemeliharaan ini dilakukan untuk tanaman bisa tumbuh dan hasilnya maksimal. pemeliharaan juga untuk memberikan perlindungan pada tanaman agar tidak terserang hama penyakit. pemeberian nutrisi dan pupuk juga termasuk dalam pemupukan.
Penyulaman
Dilakukan secepat mungkin jika ada tanaman yang mati untuk mendapatkan keseragaman pertumbuhan. Paling lambat satu minggu setelah tanam.
Pengairan
pengairan atau penyiraman ini dilakukan terutama pada musim kemarau setiap 3 – 5 hari sekali atau tergantung kondisi tanaman jika tanaman di tanam pada lahan pertanian, namun jika tanaman di tanam pada lahan pekarangan sebaiknya penyiraman dikukan setiap hari pagi atau sorehari.
Pemupukan
Diberikan pada umur 1 minggu setelah tanam berupa pupuk padat berupa bokhasi 100 gr/lubang tanam atau juga bisa di kocor dengan pupuk cair berupa MOL dengan dosis 250 ml/lubang tanam. Selanjutnya diberikan 2 minggu sekali dengan jenis dan dosis yang sama. Pupuk daun dapat diberikan 1 minggu sekali.
Pemasangan turus
Untuk menopang atau merambatkan tanaman. Apabila pemberian rambatan terlambat akan berpengaruh pada produksi. Sistem para-para, sistem ini cukup efektif dibuat dan akan memberikan hasil atau produksi yang cukup dibandingkan dengan sistem turus, tetapi membutuhkan bambu yang banyak.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
Ulat daun
Pada daun terdapat bekas gigitan. Pengendalian dilakukan dengan pengambilan secara manual satu-satu atau bisa juga di semprot dengan menggunakan pestisida nabati oraganik dari bawang putih atau cabai.
Lalat buah
Larva lalat buah atau ulatnya menyerang buah muda kemudian menggerogoti buah hingga besar, akhirnya buah menjadi busuk. Pengendalian bisa menggunakan prangkap lalat buah
Busuk batang
Disebabkan oleh jamur Fusarium, gejalanya terdapat busuk pada batang yang menyebabkan tanaman layu dan akhirnya mati. Pengendaliannya dengan membuat drainase yang baik, untuk menghindari busuk batang juga bisa menggunakan trichoderma sp. sebelum penyemaian atau pada lahan yang telah di olah.
PEMANENAN
Tanaman paria dapat mulai dipanen pada umur 45 – 50 HST (Hari Setelah Tanam). Pemanenan dapat dilakukan setiap 3 – 5 hari sekali, buah yang dipetik tergantung pada kebutuhan pasar.
No comments:
Post a Comment