Dampak El Niño dan La Niña terhadap Pertanian
Perubahan iklim adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi sektor pertanian di seluruh dunia. El Niño dan La Niña adalah fenomena alami yang menyebabkan fluktuasi suhu dan pola cuaca di wilayah Pasifik dan berdampak signifikan pada sistem pertanian global. Perubahan iklim seperti El Nino dan Lanina ini akan berdampak besar terhadap pertanian Indonesia.
Untuk menghadapi dampak dari El Niño dan La Niña ini harus ada persiapan bagi petani sebelum memasukin musim tanam, lalu bagaimana cara mengatasi tantangan yang bakal dihadapi oleh petani. Sebenarnya fenomena El nino dan La nina ini sudah sangat sering terjadi di Indonesia, namun di tahun-tahun ini fenomena kembali muncul karena perubahan cuaca yang cukup dirasakan oleh Masyarakat. El Nino dan La Nina ini biasanya berlangsung 12-15 bulan.
Teman-teman sendiri pasti belum tau banyak tentang El Niño dan La Niña ini, berikut ini penjelasan tentang El nino dan La nina.
A. El Niño
1. Pengertian El Nino
El Niño adalah fase yang terjadi secara periodik dalam siklus fenomena ENSO (El Niño Southern Oscillation), di mana suhu permukaan laut di wilayah tengah dan timur Pasifik menjadi lebih hangat dari biasanya. Hal ini menyebabkan perubahan besar pada pola angin dan curah hujan di seluruh dunia.
2. Dampak El Niño terhadap Pertanian
a. Kekeringan dan Kebakaran
El Niño dapat menyebabkan penurunan curah hujan di beberapa wilayah, yang mengakibatkan kekeringan. Tanaman pertanian membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhan yang baik, dan kekeringan dapat menyebabkan gagal panen dan kerugian ekonomi bagi petani. El Nino juga dapat menyebabkan kebarakan seperti halnya pada tahun 2015-2017 yang terjadi di riau terjadi kebakaran gambut, terjadi karena lahan rawa atau gambut kering karena tidak ada hujan sehingga kering dan mudah terbakar.
b. Pengurangan Hasil Tanaman
Curah hujan yang tidak teratur akibat El Niño dapat menyebabkan kekeringan pada periode penting dalam siklus pertumbuhan tanaman. Seperi halnya pada tanaman padi memerlukan air pada fase vegetatif sehingga jika tidak ada pasokan air yang cukup dapat menyebabkan pengurangan hasil tanaman, bahkan kegagalan panen dalam beberapa kasus.
c. Penyakit Tanaman dan Hama
Perubahan pola cuaca dan suhu yang ekstrem dapat mempengaruhi ekosistem dan memicu penyebaran penyakit tanaman dan serangan hama yang tidak biasa. Kelembaban yang rendah dan suhu yang tinggi juga bisa meningkatkan risiko penyakit dan infestasi hama.
B. La Niña
1. Pengertian La Niña
La Niña adalah fase lain dalam siklus fenomena ENSO, di mana suhu permukaan laut di wilayah tengah dan timur Pasifik menjadi lebih dingin dari biasanya. La Niña dapat menyebabkan perubahan pola cuaca dan curah hujan yang berbeda dari El Niño.
2. Dampak La Niña terhadap Pertanian
a. Banjir dan Tanah Longsor
La Niña dapat menyebabkan peningkatan curah hujan di beberapa wilayah, yang berpotensi menyebabkan banjir dan tanah longsor. Banjir bisa merusak tanaman dan infrastruktur pertanian, menyebabkan kerugian besar bagi petani. Apabila banjir tersebut merendam lahan yang akan siap panen bisa menyebabkan gagal panen.
b. Penundaan Penanaman dan Pemanenan
Cuaca yang buruk dan kelembaban tinggi akibat La Niña bisa mempengaruhi jadwal penanaman dan pemanenan tanaman. Petani mungkin harus menunda atau mempercepat kegiatan pertanian mereka untuk mengatasi kondisi cuaca yang tidak stabil. Seringnya hujan juga menyebabkan tanaman yang umurnya sudah siap panen akan tetapi tanaman masih belum siap karena sering hujan atau tidak ada panas.
c. Peningkatan Erosi Tanah
Banjir dan curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan erosi tanah yang lebih besar. Peningkatan erosi dapat menghilangkan lapisan tanah subur dan mengurangi kualitas pertanian lahan.
C. Penanganan Dampak El Niño dan La Niña
Kondisi alam seperti ini sebenernya bisa di Atasi apabila petani atau Masyarakat sudah mengetahui dampak El Niño dan La Niña, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk membantu melindungi pertanian.
1. Pengelolaan Sumber Daya Air
Pengelolaan air yang bijaksana dan efisien dapat membantu mengurangi dampak kekeringan atau banjir akibat El Niño dan La Niña. Penggunaan teknologi irigasi yang modern dan metode konservasi air dapat membantu mempertahankan kelembaban tanah.
2. Pengembangan Varietas Tanaman Tahan Iklim
Penelitian dan pengembangan varietas tanaman yang tahan terhadap suhu ekstrem, kekeringan, dan banjir dapat meningkatkan ketahanan pertanian terhadap perubahan iklim. Sekarang ini sudah banyak varietas-varietas tanaman yang sudah tahan terhadap kondisi iklim dan cuaca yang ekstrim sehingga sebelum musim tanama di mulai harus di lihat varietas yang ditanam
3. Peningkatan Infrastruktur Pertanian
Investasi dalam infrastruktur pertanian, seperti bendungan, tanggul, dan saluran irigasi, dapat membantu mengurangi risiko banjir dan memanfaatkan air hujan secara lebih efektif.
4. Pendidikan dan Pelatihan Petani
Meningkatkan pendidikan dan pelatihan petani tentang teknik pertanian yang berkelanjutan dan adaptasi terhadap perubahan iklim dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam menghadapi tantangan El Niño dan La Niña.
Fenomena El Niño dan La Niña sebenarnya sudah sering terjadi di Indonesia dan fenomena alami ini berdampak besar pada pertanian. Dengan mengimplementasikan langkah-langkah adaptasi dan mitigasi yang tepat, kita dapat membantu melindungi pertanian dari dampak negatif yang disebabkan oleh fluktuasi iklim ini. Upaya kolaboratif dari pemerintah, ilmuwan, dan masyarakat akan menjadi kunci untuk mencapai pertanian yang berkelanjutan dan tangguh terhadap perubahan iklim.
No comments:
Post a Comment