DSA BANYUWANGI MEMBUAT PERTANIAN BUAH NAGA ORGANIK UNTUK MASA DEPAN PERTANIAN
Mengenal Banyuwangi
Banyuwangi kabupaten paling ujung timur pulau jawa dengan begitu banyak julukan yang di berikan kepada Banyuwangi, mulai dari Bumi blambangan, The sunrise of java, kota gandrung dan masih banyak lagi bahkan yang paling seram dijuluki dengan kota santet. Julukan-julukan tersebut sebanding dengan banyaknya ragam keindahan budaya dan alam yang ada di Banyuwangi.
Indahnya budaya dan alam di Banyuwangi membuat kabupaten ini menjadi salah satu tujuan wisatawan. keindahan dan kesuburan alam banyuwangi menjadikan produk hasil pertanian menjadi produk unggulan kabupaten. Komoditas pertanian yang menjadi produk unggulan Banyuwangi salah satunya adalah Buah naga.
Potensi Banyuwangi |
Buah Naga Melimpah Harga Murah
Terkenalnya Banyuwangi sebagai penghasil buah naga ini sudah sejak lama karena hampir dari 70 persen
kebutuhan buah naga di Indonesia berasal dari Banyuwangi. Produksi buah naga terus meningkat setiap tahunnya karena luasan lahan buah naga di Banyuwangi juga terus meningkat dan teknologi pertanian bidang buah naga juga terus meningkat salah satunya teknologi lampu.
Ketika Musim panen Buah naga melimpah dan harganya Murah |
Jumlah buah naga
yang banyak ini membuat harga buah naga di tingkat petani tidak bisa
stabil dan cenderung turun ketika musim panen harga buah naga. Ketika musim panen raya tiba harga buah naga di tangkat petani itu bisa mencapai Rp 3.000 - Rp 5.000, bahkan sempat ada pemberitaan karena buah naga murah petani memilih untuk tidak menjual buah naga dan lebih memilih untuk membuang buah naga ke sungai.
Menghadapi berita yang beredar di media sosial, PT Astra Internasional
melalui Desa Sejahtera Astra (DSA) ikut serta membatu permasalahan di
petani dengan melakukan pembinaan desa-desa penghasil buah naga di Banyuwangi
agar menciptakan buah naga yang berkualitas atau memiliki nilai jual lebih tinggi, salah satu untuk meningkatkan kualitas buah naga dengan nilai jual yang tinggi adalah dengan budidaya buah naga organik. Penggagas pertanian organik buah naga adalah kelompok tani pucang sari di Desa Jambewangi yang di ketuai oleh Bapak Rukiyan.
Pertanian Organik Menjadikan Pertanian Masa kini dan Masa Depan
Terdapat 15 Desa Sejahtera Astra (DSA) di Banyuwangi yang manjadi penghasil buah
naga yang dibina oleh Astra salah satunya adalah Desa Jambewangi. Terdapat
sosok luar biasa dalam menciptakan pertanian organik di desa jambewangi dia adalah Rukiyan.
Rukiyan sapaannya merupakan petani sekaligus sebagai ketua kelompoktani pucang sari yang berada di desa Jambewangi. Beliau merupakan petani utun yang sudah sejak tahun 2008 melakukan usaha bidang pertanian dan sampai saat ini masih usaha bidang pertanian terutama komoditas buah naga.
Pak Rukiyan Sedang melakukan Panen Buah Naga dilahan |
Budidaya buah naga dari Rukiyan atau kelompok tani di Jambewangi bisa di bilang buah naga istimewa, karena buah naga yang dihasilkan memiliki keunggulan yaitu kualitas terbaik dan Organik. Buah naga yang dibudidaya merupakan buah naga merah dengan sistem budidaya organik yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia dalam budidayanya. Beliau juga seorang praktisi pertanian organik dimana selalu memberikan pemahaman dan eduksi kepada masyarakat tentang pertanian organik.
"Kita terus berusaha menciptakan buah naga yang baik, sehat untuk dikonsumsi. Karena buah naga yang kita panen ini bukan hanya di konsumsi pribadi akan tetapi juga di konsumsi oleh masyarakat Indonesia, sehingga kita sebagai petani terus berjuang bagiamana menciptakan hasil pertanian yang sehat untuk di konsumsi serta bebas resedu kimia" ungkap rukiyan.
Ketika Saya di ajak panen bersama pak rukiyan dan petani binaan |
Budidaya buah naga bukan hanya sekedar membuat produk hasil buah yang aman konsumsi akan tetapi harus mencipatakan buah naga yang aman dan sehat untuk konsumsi anak-anak.
Buah naga yang dihasilkan aman dan sehat yaitu dengan residu kimia rendah akan menyebabkan orang yang mengkonsumsinya menjadi sehat terutama anak-anak yang merupakan generasi bangsa ini. Budidaya buah organik selain berdampak terhadap generasi muda, yang tampak sangat terlihat dampaknya adalah lingkungan. Berkurangnya penggunaan pestisida dan pupuk kimia tentu akan mengurangi penceraman lingkungan dari bahan-bahan kimia.
Ketika lahan pertanian sudah tidak lagi menggunakan bahan-bahan kimia tentunya lahan pertanian tersebut akan terus subur untuk saat ini dan masa depan nanti atau yang sering disebut sebagai pertanian berkelenjutan.
Usaha dalam Menciptakan Pertanian Organik
Usaha Desa Jambewangi dalam menciptakan pertanian buah naga organik ini tidak lah mudah. Terlebih dengan kebiasan petani yang sudah menggunakan bahan-bahan kimia dalam budidaya buah naga. mengubah pola pikir petani untuk budidaya buah naga organik ini tidaklah mudah. Proses peralihan dari budidaya konvensional ke organik ini juga begitu lama, kisaran 3 tahun baru mendapatkan pengakuan organik.
Baru di tahun 2018 kelompok tani Pucangsari ini mendapatkan sertifikasi organik dari lembaga setifikasi Indonesia. Proses dalam mendapatkan pengakuan ini tidak lah mudah, Kelompok tani khususnya Bapak Rukiyan harus memberikan eduksi kepada petani yang terlibat untuk menjaga agar budadaya sesuai dengan panduan organik.
Proses Pelatihan Pembuatan pestisida Organik |
Rukiyan juga harus mengajarkan kepada petani buah naga bagaimana cara mengendalikan hama penyakit dengan cara organik, dan membuat pupuk organik sebagai pengganti pupuk kimia.
Pelatihan dan pendampingan ini tidak cukup hanya dilakukan oleh internal kelompok sendiri, akan tetapi juga bekerjasama dengan pihak-pihak ekstenal untuk mendampingi.
Dalam budidaya buah naga organik ini banyak yang mengatakan sulit, sebenarnya mudah dan hanya perlu konsisten.
"Budidaya buah naga organik itu sebenernya mudah mas, segala kebutuhan untuk tanaman itu sudah tersedia dari alam. Pupuk organik dari kotoran hewan, pertisida bisa dari tanaman-tanaman yang tidak di sukai oleh hama dan penyakit. Cuman prosesnya itu harus konsisten dan mau melakukan prosesnya itu." Perkataan Rukiyan kepada saya.
Buah Manis dari Pertanian Organik
Pertanian organik berdampak untuk masa depan pertanian buah naga. Hasil yang didapat dari konsiten budidaya buah naga organik, selain buah yang rasanya manis juga harga buah naga yang manis pula.
Sebelumnya harga buah naga perkilo paling di hargai Rp 3.000 - Rp 5.000, Sekarang dengan budidaya organik buah naga yang dijual bisa mencapai harga Rp 15.000 - Rp 20.000 per kilo.
Tak semerta-merta cukup dengan harga buah naga sampai dengan Rp 20.000 perkilo, melalui pembinaan dari Astra melalui Desa Sejahtra Astra (DSA). Desa Jambewangi berharap agar buah naga dari jambewangi khususnya kelompok pucang sari ini bisa tembus ke pasar ekspor. "Jika buah naga sudah bisa sampai pasar ekspor kan ketika musim panen di Banyuwangi ini tidak akan ada lagi buah naga yang banyak sehingga harga akan terus stabil" ujar rukiyan.
Penghargaan-Penghargaan yang diterima Bapak Rukiyan |
"Dengan cerita seperti ini semoga akan muncul rukiyan-rukiyan muda yang bisa dan terus konsisten melakukan budidaya pertanian organik untuk menuju masa depan pertanian indonesia yang lebih sehat."
No comments:
Post a Comment