-->
  • PEREMPUAN HEBAT PENGGERAK BUAH NAGA ORGANIK DI BANYUWANGI BINAAN YDBA

     PEREMPUAN HEBAT PENGGERAK BUAH NAGA ORGANIK DI BANYUWANGI BINAAN YDBA



    Pernah kalian jalan-jalan ke Banyuwangi? Selain banyuwangi memiliki tempat wisata yang indah seperti kawah ijen, pantai pulau merah dan masih banyak lagi, banyuwangi juga terkenal dengan hasil pertaniannya seperti buah naga dan cabai. Sepanjang jalan kalian akan melihat komoditas buah naga dan cabai yang banyak di tanaman oleh masyarakat. Jika kalian jalan malam hari kalian akan melihat lampu-lampu yang terang di tangah sawah untuk menyinari lahan buah naga agar terus beproduksi.

    Buah Naga terus berproduksi tiap tahun dengan teknologi lampu

    Banyuwangi juga sudah terkenal dengan produksi buah naga terbesar di Indonesia. Walau banyuwangi pengahasil buah naga terbesar banyak sekali permasalah petani buah naga yang di hadapi seperti harga yang murah, kualitas buah naga yang jelek dan penggunaan bahan kimia berlebih yang berdampak pada keberlanjutan lahan. Astra melalui Desa Sejahtra Astra (DSA) dan Yayasan Dharma Bhakti astra) melakukan pendampingan dan pelatihan kepada petani yang ada di banyuwangi. Salah satu petani Hebat Binaan YDBA Banyuwangi adalah sosong seorang perempuan bernama Sumartini yang sudah Berkecimpung dalam budidaya buah naga sejak tahun 2015.

    Berjuang Mencipkatkan pertanian organik

    Seorang perempuan Bernama sumartini yang sudah sejak tahun 2015 melakukan budidaya buah naga secara konvensional. Namun setelah begelut di dunia pertanian terutama buah naga membuat Sumartini semakin sadar, dalam budidaya buah naga ini banyak sekali penggunaan bahan kimia, baik dari pupuk, pestisida dan pembesar buah yang berbahaya.

    Sumartini sendiri mengakui jika budidaya buah naga dengan menggunakan pestisida dan pupuk kimia berlebihan akan berakibat panjang, baik kepada kesehatan yang mengkonsumsi buah tersebut maupun keberlanjutan pertanian. Sadarnya Sumartini terhadap dampak berbahaya penggunaan bahan kimia tersebut, mengakibatkan dia tidak lagi menggunakan bahan kimia dalam budidaya buah naga sejak tahun 2017 atau lebih dikenal dengan budidaya buah naga organik.

    Pembuatan pupuk organik

    Dalam budidaya buah naga buah naga organik sumartini tidak semerta-merta dengan mudah melakukannya, karena Sumartini juga harus bisa membuat pupuk organik, pestisida organik dan pembesar buah secara mandiri. karena masih belum banyak penjual pupuk yang menjual pupuk organik. Dari sisi lain dalam penggunaan pupuk dan pestisida organik ini bisa mengurangi biaya pengeluaran, karena bahan-bahan yang digunakan adalah bahan limbah yang sudah tidak terpakai.

    Menambah wawasan Sumartini aktif dalam kegiatan pelatihan dan pendampingan baik dari pemerintah atau pihak swasta. Salah satu yang rajin memberikan pelatihan dan pendampingan adalah Yayasan Dharma Bhakti Astra Banyuwangi.

    Pembuatan pupuk dari limbah buah naga

    Untuk menciptakan pertanian organik sumartini harus banyak belajar mengenai pembuatan pupuk organik dan pestisida organik baik yang hayati maupun nabati. Salah satu inovasi yang telah dibuat sumartini adalah bisa membuat pupuk dari limbah buah naga yang tidak layak jual atau rusak dan pupuk dari bunga buah naga. Karena biasanya bunga buah naga jika sudah dilakukan penyerbukan maka bunganya akan di buang agar tidak membusuk di calon buah. Jika bunga busuk di calon buah mengakibatkan buahnya mudah terkena penyakit dan akhirnya rusak.

    Pembuatan pupuk dari limbah bunga buah naga

    Selain membuat pupuk organik secara mandiri memanfatkan limbah buah naga, Sumartini juga membuat pestisida organik secara mandiri. Karena dalam budidaya buah naga memiliki banyak hama dan penyakit, oleh sebab itu untuk mengendalikannya menggunakan pestisida organik dan hayati. Untuk mengendalikan penyakit atau jamur sumartini biasanya menggunakan agensi hayati seperti Trichoderma, paine basilur, bubur kalifornia sedangkan untuk menggendalikan hama biasa menggunakan daun mindi, lengkuas dan menggunakan insect trap.

    Menginpirasi Petani Sekitar

    Kekonsistenan sumartini dalam melakukan budidaya buah naga secara organik sejak tahun 2017 sampai dengan tahun 2022 resmi mendapatkan sertifikasi organik dari Lembaga sertifikasi Organik Lessos, Warga sekitar juga mulai mengarah ke partanian sehat yang tidak menggunakan bahan kimia berlebihan.

    Ketertarikan petani lain mengikuti jejak sumartini adalah karena harga buah naga yang di jual lebih mahal dan Rendah Residu. Buah naga dengan kualitas organik juga buah naga yang cocok atau sesuai permintaan ekspor.

    Pengecekan Buah Kualitas ekspor (Sumber:YDBA Banyuwangi)

    Harapan Sumartini kedepan semua petani di desa sumbermulyo bisa menerapkan pertanian organik sehingga membuat desa sumbermulyo menjadi desa organik. Selain itu juga ketika semua petani di desa sudah menerapkan standar budidaya buah yang sama, itu akan memancing buyer datang ke desa untuk melakukan ekspor buah naga.

    Selama ini sudah ada beberapa exportir yang datang untuk melakukan ekspor, karena kualitas buah naga yang belum banyak memenuhi standar untuk ekspor sehingga kuantiti buah tidak cukup membuat ekspor buah naga di sumbermulyo belum berjalan.

    Rela buat pupuk dan pestisida organik untuk dibagikan

    Harapan dan impian Sumartini adalah menciptakan desa sumbermulyo menjadi desa pertanian buah naga organik. Untuk mewujudkan harapannya, beliau malakukan produksi pupuk dan pestisida organik dengan jumlah banyak yang kemudian beliau bagikan kepada anggota kelompok tani atau petani buah naga yang ada di sumbermulyo.

    Memberikan Pendampingan kepada Petani lain

    Rekan-rekan petani lain tidak perlu membayar pupuk dan pestisida organik yang sudah di buat oleh dia cukup dengan membawa bahan-bahan untuk pembuatan ulang pupuk dan pestisida organik tersebut. Sumartini dengan percuma membagikan pupuk dan pestisida organik, beliau juga memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani agar mampu dan terbiasa membuat secara mandiri. Pelatihan dan Pendampingan yang di berikan YDBA Banyuwangi ini tidak hanya sampai pada Sumartini saja, akan tetapi di tularkan kepada petani atau UMKM Lain.
  • You might also like

    No comments:

    Post a Comment

Pengikut

Powered by Blogger.