SEJARAN PENYAKIT MULUT DAN KUKU DI INDONESIA
Idul adha merupakan satu momen yang membuat peternak meraum untung yang besar dari hasil penjulannya terutama untuk ternak kambing dan sapi. Penjulan sapi dan kambing bisanya meningkat pada saat idul adha. Tahun ini ada yang membuat peternak gelisah dengan hasil ternaknya, penyebab gelisanya peternak adalah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak yang membuat harga tenak turun dan bahkan tidak laku. Sebenarnya penyakit mulut dan kuku ini sejak kapan sih ada di indonesia?
Sejarah penyakit mulut dan kuku
Penyakit mulut dan kuku ini sebenernya bukan datang dari 2 tahun ini saja, akan tetapi penyakit mulut dan kuku ini mulai masuk ke indonesia itu sejak 1887 bersamaan dnegan di kala itu indonesia impor sapi-sapi dari belanda. Penyakit ini sempat hilang timbul, pernah timbul kembali wabah ini pada tahun 1970 an.
pada saat itu pemerintah melakukan pengobatan dan melakukan vaksin massal pada wilayah-wilayah yang terinfeksi dan bahkan ada yang melakukan pemusnahan pada hewan ternak yang terinfeksi. Bahkan pada saat itu juga pemerintah melakukan pembatasan dan pengendalian pengerakan ternak agar tidak semakin meluas penyakit mulut dan kuku.
Vaksinasi massal pada hewan ternak ini di lakukan selama tiga tahun dari 1983 hingga 1985. setelah itu kementerian pertanian melalui surat keputusan menteri 260/1986 menyatakan bahwa Penyakit mulut dan kuku di indonesia tidak terdeteksi kembali atau indonesia bebas PMK. empat tahun berselang organisasi dunia kesehatan hewan (OIE) mengeluarkan pernyataan bahawa indonesia resmi bebas PMK, tercantum dalam resolusi OEI nomer XI/1990.
Sejak tahun sekitar 1990 itu penyakit mulut dan kuku indonesia mulai terbebas dari wabah penyakit ini. Wabah penyakit ini mulai menjadi sorotan kembali di tahun-tahun terkhir ini di karenakan penyakit ini mulai banyak menyerang tenak kembali. penyakit mulut dan kuku ini biasanya di tandai dengan adanya pembentukan vesikel/lupuh dan esori di mulut, lidah, gusi, nestril, puting dan kulit sekitar kuku.
Penyakit mulut dan kuku ini berdampak dari rendahnya nilai jual dari ternak itu sendiri sehingga merugikan bagi peternak.
No comments:
Post a Comment