Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Pertanian
Gas Rumah Kaca Pertanian
Aktivitas pertanian berkontribusi
terhadap emisi gas metana (CH4). Gas metana ini dihasilkan oleh sawah tanaman
padi dan fermentasi pencernaan dan kotoran ternak. Disamping gas metan, pertanian
juga menghasilkan emisi GRK lainnya. Tanah pertanian menghasilkan emisi seperti
CO, N2O dan NOx.
Subsektor yang menghasilkan emisi
kedua terbesar adalah peternakan. Fermentasi dan pencernaan ternak menghasilkan
gas metan. Emisi gas metan akibat permentasi pencernaan dapat dikurangi dengan
perbaikan kualitas makanan. Setiap usaha penguranvan emisi harus
memperhitungkan nilai ekonomis dari sektor penghasil emisi. Berbagai alternatif
pengurangan emisi GRK pada sektor pertanian meliputi :
Penanaman padi
Untuk mengurangi emisi dan meningkatkan mutu padi, beberapa alternatif yang perli dilakukan adalah manajemen air, pengolahan kondisi tanah dan manajemen jenis panen. Dengan irigasi terkendali (pengairan yang dibiarkan menggenang pada waktu tertentu dan dibasahi pada saat yang lain) dapat mengurangi emisi gas metan. Pemakaian pupuk urea tablet sebagai pengganti urea dapat mengurqnhi emisi gas metan dalam jangka pendek. Dua dalam jangka panjang penggunaan pupuk sulfit ammonium ((NH4)2SO4) akam mengurangi emisi metan yanh lebih banyak. Emisi metan juga dapat dikurangi dengan diversivikasi pertanian menggunakan padi palawija. Cara lain yang mudah adalah pemakaian padi varietas unggul misalnya IR-64.
Budidaya padi |
Peternakan
Teknik
yang dilakukan untuk mengurangi emisi GRK adalah modifikasi diet ternak
sehingga bisa lebih efisien mencerna
makanan. Dengan demikian, makanan tersebut bisa dipakai secara lebih baik oleh
ternak dan tidak terbuang sia-sia dalam bentuk gas metan. Makanan yang bergizi
yang bergizi tinggi akan menghasilkan emisi yang lebih sedikit daripada makanan
berkualitas rendah.
Cara lain yang bisa dilakukan
pemerintah adalah dengan rekayasa genetika, sehingga dapat menghasilkan
ternak-ternak dengan kualitas yang lebih baik daripada sebelumnya, yaitu yang
lebih baik dan mempunyai metabolisme yang lebih sempurna.
Satu hal yang juga perlu
dilakukan adalah diversifikasi konsumsi karbohidrat, agar tidak hanya beras
tetapi memanfaatkan sumber karbohidrat lain seperti sagu, kentang dan lainnya.
Upaya ini diharapkan dapat menurunkan konsumsi beras sehingga mengurangi luasan
pertanian padi yang juga secara langsung akan mengurangi emisi GRK oleh lahan
padi.
No comments:
Post a Comment