TEKNIK BUDIDAYA PADI SAWAH
Definisi tanaman Padi
Tanaman padi merupakan tanaman yang banyak di budidayakan oleh petani karena tanaman padi merupakan pangan pokok bagi masyarakat indonesia. Banyak petani indonesia berbudidaya tanaman padi karena selain tanaman ini bisa dijual untuk usaha, tak kala petani bertanam untuk memenuhi kebutuhan pangannya secara sendiri. Tanaman padi juga merupakan tanaman yang sangat cocok ditanaman di indoensia karena tanaman padi merupakan tanaman tropis yang merupakan jenis rumput-rumputan. berikut ini tips teknik budidaya tanaman padi sawah.
Pengolahan lahan
Sebelum melakukan pengolahan
lahan yang petama dilakukan adalah melakukan sanitasi lahan terlebih dahulu,
dengan membersihkan lahan dari sampah, sisa tanaman dan gulma. Apabila lahan
nya bekas sawah maka harus membawa keong-keong yang nantinya dikhawatirkan akan
menyerang tanaman padi. Setelah sanitasi selesai, airi lahan sawah sampai sawah
tergenang setinggi 10 cm yang kemudin lahan sawa didiamkan beberapa hari.
Ketika tekstur tanah sudah
mulai becek, barulah gemburkan dengan menggunakan cangkul, tanah dicangkul
sampai tidak ada lagi bongkahan-bongkahan tanah yang besar, barulah tanah
diratakan dan tunggu air yang ada di sawah berkurang. Setelah sawah tidak
terlalu tergenang dibentuk alur petakan dengan menggunakan caplak.
Persemaian
Langkah awal yang dilakukan dalam melakukan
persemaian adalah dengan membuat bedengan terlebih dahulu seluas 1,2 x 7 meter
kemudian setelah itu taburkan benih padi diatas bedengan secara merata.
Penanaman
Penanaman padi yang dilakukan adalah
menggunakan sistem jajar legowo 2:1, penggunaan sistem jajar legowo memiliki
beberapa kelebihan diantaranya :
·
Pemanfaatan sinar matahari yang optimal
sehingga tanaman dapat melakukan fotosintesis lebih tinggi dan akan mendapatkan
bobot padi yang lebih berat
·
Mengurangi serangan hama terutama hama tikus
· Lahan yang terbuka akan menurunkan tingkat
kelembaban sehigga hal tersebut dapat menurunkan serangan penyakit yang biasa
menyerang tanaman padi
Penanaman
yang dilakukan adalah dengan menanam 2 bibit padi yang sudah disemai dengan sistem
jajar legowo 2:1 jadi maksut sistem jajar legowo 2:1 adalah ada satu baris yang
tidak ditanami.
Selain menggunakan sistem jajar legowo 2:1 penamanan padi juga bisa menggunakan sistem 3:1, 4:1,6:1 tergantung dari kondisi yang ada, namun lebih disarankan menggunakan yang 2:1.
Pemeliharaan
Penyulaman
penyulaman merupakan
penggantian tanaman yang mati dengan tanaman yang baru, hal ini bertujuan untuk
mempertahankan populasi yang ada. Penylaman dilakukan 7-14 HST.
Pengairan
pengairan sawah harus
sangat diperhatikan, jangan sampai sawah kekeringan. Pengairan sawah dilakukan
dengan membuka saluran air dari selokan ke lahan. Dalam pengariran ini harus di perhatikan ketika usia padi vegetatif dan fase generatif. Fase-fase tersebut ada yang sangat membutuhkan air dan ada juga yang tidak terlalu membutuhkan air.
Penyiangan
Penyiangan merupakan
kegiatan pembersihan sawah dari gulma - gulma yang ada, hal tersebut agar tanaman padi dapat tumbuh secara optimal. Penyiangan ini ada dua cara yaitu dengan mekanis dan kimia, untuk kimia sebaiknya jangan menggunakan herbisida yang berdaun sempit karena tanaman padi juga merupakan termasuk rumput berdaun sempit.
Pengendalian OPT
hama yang paling
sering menyerang tanaman padi yang ditanam oleh para mahasiswa adalah hama
keong, ulat penggerek batang dan walang sangit. Hama-hama tersebut dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman padi terutama ulat penggerek batang yang sangat
berbahaya. Untuk pengendalian OPT yang dilakukan dalam membasmi keong adalah
dengan mengambil keong dan ulat penggerek batang secara manual setiap minggunya,
sedangkan untuk walang sangit disemprot dengan menggunakan pestisida.
Pemupukan susulan
pemupukan susulan
dilakukan dengan melihat BWD (Bagan Warna Daun), adapun cara penggunaan BWD ini
sebagai berikut
1)
Bandingkan warna daun padi teratas yang telah
membuka penuh dengan BWD
2)
Pakai takaran pupuk urea sesuai dengan nilai
warna daun dan tingkat hasil yang biasanya diperoleh.
Nilai
Warna Daun
|
Tingkat
hasil (GKG)
|
|||
5t/ha
|
6
t/ha
|
7t/ha
|
8t/ha
|
|
Takaran
urea
|
||||
2-3
|
75
|
100
|
125
|
150
|
3-4
|
50
|
75
|
100
|
125
|
4-5
|
0
|
0-50
|
50
|
50
|
Penggunaan
BWD ini hanya digunakan untuk pupuk urea, penggunaan BWD ini dilakukan 2 kali
dengan hasil nya sebagai berikut:
Ø
Penggunaan BWD ke 1
Dari hasil yang
diperoleh oleh kelompok 3, warna daun menunjukan pada angka 2-3 dan mengambil
tingkat hasil (GKG) 6 Ton/ ha. Sehingga pupuk yang diberikan pada tanaman padi
memiliki dosis sebagai berikut:
rumus BWD
Luas Lahan(m2):10.000m2Xdosis Rekomedasi BWD
Ø
Penggunaan BWD ke 2
Pada penggunaan BWD
kedua, warna daun menunjukan pada angka 3-4 dengan mengambil tingkat hasil
(GKG) 6 Ton/ha sehingga untuk dosis urea nya sebanyak 75 kg. Berikut merupakn
dosis pupuk yang diberikan pada tanaman ubin
Pemanenan
pemanenan dilakukan setelah padi mencapai umur kurang lebih 100
hari tergantung varietas. Panen biasanya menggunakan mesin combain atau secara
manual dengan menggunakan sabit atau arit
No comments:
Post a Comment