Pengendalian Hama Tanaman Kubis
Untuk
pencegahan, penyemprotan dilakukan sebelum hama menyerang tanaman atau secara
rutin 1 - 2 minggu sekali dengan dosis ringan. Untuk penanggulangan, penyemprotan dilakukan sedini mungkin
dengan dosis tepat, agar hama dapat segera ditanggulangi. Jenis dan dosis pestisida yang digunakan dalam menanggulangi
hama sangat beragam tergantung dengan hama yang dikendalikan dan tingkat
populasi hama tersebut.Dikenal dengan nama ulat tritip, Diamond-black moth, hileud keremeng, Ama bodas, Ama karancang (Sunda), Omo kapes, kupu klawu (Jawa).
Ciri-ciri Ulat Plutella (Plutella xylostella L.)
1) Siklus hidup 2 - 3 minggu tergantung temperatur udara.
3) Telurnya berbentuk oval, ukuran 0,6 - 0,3 mm, berwarna hijau kekuningan, berkilau, lembek dan menetas ± 3 hari.
5) Ngengat aktif dimalam hari, sedangkan siang hari bersembunyi dibawah dibawah sisa-sisa tanaman, atau hinggap dibawah permukaan daun bawah
Ciri-ciri Ulat Croci (Crocidolomia binotellis Zeller)
1) Siklus hidup 22 - 32 hari, tergantung suhu udara.
3) Menyerang tanaman yang sedang membentuk bunga. Pengendalian: sama dengan ulat Plutella, parasitoid yang paling cocok adalah Inareolata sp.
Gejala:
1) Biasanya menyerang pada musim kemarau.
2) Daun berlubang-lubang terdapat bercak - bercak putih seperti jendela yang menerawang dan tinggal urat - urat daunnya saja.
Pengendalian:
1) Mengumpulkan ulat-ulat dan telurnya, kemudian dihancurkan.
2) Pergiliran tanaman (rotasi) dengan tanaman yang bukan famili Cruciferae, pola tumpang sari brocolli dengan tomat, bawang daun, dan jagung dengan tanaman perangkap (trap crop) seperti Rape/Brassica campestris ssp. Oleifera Metg.
4) Sex pheromone adalah "Ugratas Ungu" dari Taiwan. Bentuk sex pheromone ini seperti benang nilon berwarna ungu sepanjang ± 8 cm. Cara penggunaan ialah, Ugratas Ungu dimasukkan botol bekas aqua, kemudian dipasang dilahan perkebunan pada posisi lebih tinggi dari tanaman. Daya tahan ugratas terpasang ±3 minggu, dan tiap hektar kebun memerlukan 5 - 10 buah perangkap.
b. Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn)
Ulat tanah disebut ulat taneuh, hileud orok (Sunda) atau uler lettung (Jawa).
Ciri - ciri:
Memotong titik tumbuh atau pangkal batang tanaman, sehingga tanaman muda rebah dan pada siang hari tampak layu.
Pengendalian:
1) Mencabut ulat-ulat tanah dan membunuhnya.
2) Pembersihan kebun dari rerumputan atau sisa-sisa tanaman yang dijadikan tempat bertelur hama tanah.
3) Dengan umpan beracun dan semprotan insektisida. Campuran dari 125 - 250 gram Dipertex 95 SL, 10 kg dedak, 0,5 - 1,0 kg gula merah dan 10 liter air untuk tanaman seluas 0,25 - 0,5 hektar. Umpan tersebut disebarkan disekeliling tanaman pada senja dan malam hari, dapat juga disemprotkan insektisida Dursban 20 EC 1 cc/liter air. Waktu penyemprotan sehabis tanam dan dapat diulang 1 - 2 kali seminggu.
Gambar 11. Ulat Tanah (Hartono, 2004)
c. Kutu Daun (Aphis brassicae)
Gejala:
Menyerang tanaman dengan menghisap cairan selnya, sehingga menyebabkan daun menguning dan massa bunga berbintik-bintik tampak kotor. Menyerang hebat dimusim kemarau.
Menyemprotkan insektisida ORTHENE 75 SP atau Hostathion 40 EC 1-2 cc/liter air
d. Ulat Daun
2) Panjang 4 cm, berwarna hijau pucat dan berpita warna muda pada tiap sisi badan.
3) Kupu-kupu ulat jengkal berwarna coklat keabu-abuan dan berbintik- bintik berwarna perak pada setiap sayap depannya, telur berwarna putih kehijau-hijauan diletakkan di bawah daun dan menetas dalam
3 - 20 hari.
Ciri - ciri Chrysodzeixis chalcites Esp. dan Chrysodeixis orichalcea L.
1) Berwarna gelap dan terdapat bintik-bintik keemasan berbentuk "Y" pada sayap depan.
2) Telur berukuran kecil berwarna keputih-putihan, diletakkan secara tunggal ataupun berkelompok.
3) Larva berwarna hijau bergaris-garis putih di sisinya dan jalannya menjengkal.
Ciri - ciri Ulat Grayak (S. litura).
1) Memiliki bintik-bintik segitiga berwarna hitam dan bergaris kekuning-kuningan pada sisinya dengan siklus hidup 30 - 61 hari.
2) Kupu-kupunya berwarna agak gelap dengan garis agak putih pada sayap depan. Telurnya berjumlah 25 - 500 butir diletakkan secara berkelompok di atas tanaman dan ditutup dengan bulu-bulu.
Gejala:
Daun rusak, berlubang-lubang atau kadang kala tinggal urat-urat daunnya saja.
Pengendalian:
1) Mengatur pola tanam.
2) Menjaga kebersihan kebun.
e. Bangsa Siput
Bangsa siput yang biasa menyerang antara lain:
1) Achtina fulica Fer., yaitu siput yang mempunyai cangkang atau rumah, dikenal dengan bekicot.
2) Vaginula bleekeri Keferst, yaitu siput yang tidak bercangkang, warna keabu-abuan.
3) Parmarion pupilaris Humb, yaitu siput yang tidak bercangkang berwarna coklat kekuningan.
Gejala:
Menyerang daun terutama saat baru ditanam dikebun.
Pengendalian:
Dengan menyemprotkan racun Helisida atau dengan dikumpulkan lalu dihancurkan dengan garam atau untuk makanan ternak.
f. Jangkerik (Gryllus mitratus) dan Gangsir (Brachytrypes portentosus).
Menyerang daun muda (memotong) pada malam hari dan terdapat banyak lubang di dalam tanah.
Pengendalian:
Dengan insektisida atau menangkap dengan menyirami lubang dengan air agar hama keluar.
h. Orong - orong.
Hidup dalam tanah terutama yang lembab dan basah. Bagian yang diserang adalah sistem perakaran tanaman.
Gejala:
Pertumbuhan terhambat dan daun menguning.
Pengendalian:
Pemberian insektisida ke liang.
No comments:
Post a Comment