Ekosistem di Lahan Tanaman jagung
Ekosistem di Lahan Tanaman jagung bisa terdiri dari jenis serangga dan hewan lainnya baik itu abiotik maupun biotik, berikut Komponen ekosistemnya
Belalang
Belalang adalah serangga
herbivora
dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera.
Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari
tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek. Suara yang
ditimbulkan beberapa spesies
belalang biasanya dihasilkan dengan menggosokkan femur belakangnya
terhadap sayap depan atau abdomen (disebut stridulasi),
atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya umumnya panjang
dan kuat yang cocok untuk melompat. Ketika
pengamatan ekosistem tanaman jagung, kelompok kami menemukan 2 ekor, yaitu
belalang coklat dan belalang hijau yang berada di pohon jagung.
Lebah
Lebah tipe alat mulut pengunyah - penjilat. Menemukan
bagian-bagian utama kemudian menemukan bagian mandibula yang tampak jelas
sebagai organ pengunyah akan tetapi maksila dan labiumnya telah mengalami
midifikasi menjadi organ penjilat yang tipis untuk mengambil cairan, terutama
nectar dari bunga. Sebagian besar serangga dengan tipe alat mulut ini
menguntungkan manusia terutama sebagai penyerbuk. Lebah kayu merupakan contoh
lebah yang merugikan.
Lalat
hijau
Gejala serangan berupa larva yang baru menetas
melubangi batang yang kemudian membuat terowongan hingga dasar batang sehingga
tanaman menjadi kuning dan akhirnya mati. Pengendalian dapat dilakukan dengan beberapa
cara sebagai berikut.
- Pemanfaatan musuh alami seperti Parasitoid yang memarasit telur adalah Trichogramma spp. dan parasit larva adalah Opius sp. dan Tetrastichus sp. Predator Clubiona japonicola yang merupakan predator imago.
- Mengubah waktu tanam
- Pergiliran tanaman agar dapat memutus siklus hidup lalat bibit ini.
- Tanam serempak agar tidak tersedia makanan terus-menerus sehingga dapat memutus siklus hidupnya
- Tanaman yang terserang segera dicabut dan dimusnahkan.
- Sanitasi kebun
- Penggunaan varietas resisten seperti galur-galur jagung QPM putih yang tahan terhadap lalat bibit adalah MSQ-P1(S1)-C1- 11, MSQ-P1(S1)-C1-12, sementara galur-galur jagung QPM kuning yang tahan terhadap serangga hama ini adalah MSQ-K1(S1)-C1-16, MSQ-K1(S1)-C1-35.
- Pengendalian dengan insektisida dapat dilakukan dengan perlakuan benih (seed dressing) Penggunaan insektisida hanya dianjurkan di daerah endemik
Lain-lain
Di lahan jagung pengamatan
terdapat benda lain-lain yaitu sampah plastik yang tidak dapat di urai atau
benda abiotik.
Keadaan
Lingkungan Pengamatan
Keadaan lingkungan pada daerah tanaman
jagung, untuk suhu 24 oC. Keadaan cuaca pada saat pengamatan hujan,
kelembapan 90%, angin 27,8 km/jam, tekanan atmosfir 1,007 mb, keadan air pada
saat pengamatan menggenang, karena pada saat hujan dan paret tersebut tidak
rata, keadaan gulma di daerah pengamatan sedikit gulma.
Kondisi
Tanaman Jagung
Kondisi
tanaman pada saat pengamatan dapat dilihat pada tabel beriku:
No
|
Pengamatan
jagung
|
Keterangan
|
1
|
Tinggi tanaman
|
2 m
|
2
|
Jumlah daun
|
11 helai
|
3
|
Jumlah buah
|
2 buah
|
4
|
Jumlah malai bunga
|
9 malai
|
Setelah dilakukan pengamatan
oleh kelompok 2 maka mendapat gambaran tentang lahan yang diamati pada gambar
di bawah ini atau pada lampiran 1.
Di lahan tersebut dengan
pengamatan 1 meter, ada beberapa benda biotik dan abiotik yang ada di lahan
tersebut dengan berbagai individu yang berbeda. Di temukan di lahat tersebut
jagung dengan populasi 12 batang, lalat 4 ekor, belalang 2 ekor dengan jenis
yang berbeda yaitu belalang hijau dan belalang coklat, lebah 2 ekor, kupu-kupu
1 ekor dan gulma yang termasuk benda biotik, sedangkan untuk benda abiotik ada
batu, sampah plastik, tanah, angin, air dan matahari. Semua benda biotik dan
abiotik tersebut saling berhubungan.
No comments:
Post a Comment